- Back to Home »
- FAKTOR PEMICU KANKER
Posted by : sehatdgnherbal
Saturday, February 15, 2014
(a)
Senyawa kimia (zat karsinogen)
Misalnya
sisa-sisa dari industri batubara, ter
(jelaga), zat pewama, zat pengawet, bahan tambahan pada makanan dan minuman,
karbon tetraklorida (CC14, asbes, merkuri, arsen, kromium, benzene, loramfenikol,
fenilbutason, senyawa nitrosamin, aflatoksin B aflatoksin G , asap rokok, dan
sitostatika (alkil).
Keberadaan
senyawa tersebut dalam tubuh dapat dicegah dengan menghindari makanan yang
mengandung lemak tinggi makanan yang diawetkan, termasuk makanan yang
diasinkan, diasap, dan dipanggang, makanan yang disimpan terlalu lama karena
dapat tercemar aflatoksin yaitu suatu
zat beracun yang dihasilkan oleh jamur
Aspergillus flavus, pemanis buatan seperti siklamat dan sakarin; dan jangan
menggunakan minyak sayur yang dimasak terlalu panas karena teroksidasi dan
terbentuknya radikal bebas yang memicu pembentukan kanker.
(b) Faktor fisika
Misalnya;
radiasi seperti bom
atom dan radioterapi agresif (radiasi sinar pengion). Kanker kulit dapat ditimbulkan akibat sinar ultraviolet yang berasal dari
matahari. Kanker kulit dan leukemia dapat ditimbulkan
oleh sinar radioaktif seperti sinar X /rontgen dan sinar radiasi bom atom. Gesekan atau benturan pada salah satu bagian
tubuh yang berulang dalam jangka
waktu lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker pada
bagian tubuh tersebut. Hal ini disebabkan luka atau cedera pada tempat
tersebut tidak sempat sembuh dengan sempurna.
(c) Virus
Jenis
virus yang dicurigai penyebab kanker atau virus onkogenik, antara lain; virus papilloma, virus sitimegola, virus epsetein-bar, dll. Terjadinya kanker hati (Hepatoma) meningkat
tajam pada penderita hepatitis kronis akibat virus hepatitis B dan C (VHB &
VHC). Kanker serviks dihubungkan dengan
terinfeksinya oleh human papilloma virus. Parasit
Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena
terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih.
(d)
Hormon
Zat
yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh yang berfungsi mengatur kegiatan alat-alat
tubuh. Hormon
estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong
terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel
yang berlebihan. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan
kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker
leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
(e) Riwayat Keluarga/Keturunan
Kelainan genetika. Sebagai contoh, risiko
seorang perempuan menderita kanker payudara meningkat 1,5—3 kali jika ibunya
atau saudara perempuannya juga menderita kanker payudara. Beberapa penyebab kasus kanker payudara
berhubungan dengan suatu mutasi genetik yang khas, yang lebih sering ditemukan
pada beberapa kelompok etnik dan keluarga. Perempuan dengan mutasi gen ini memiliki
peluang sebesar 80—90% untuk menderita kanker payudara, serta 40-50% untuk
menderita kanker indung telur, sebagaimana yang ditemukan pada 1% perempuan
Yahudi. Kanker lainnya yang cenderung
diturunkan dalam keluarga adalah kanker kulit dan kanker usus besar.
Misalnya,
seseorang dengan tingkat syndrome down yang memiliki 3 buah kromosom berisiko
12—20 kali lebih tinggi menderita leukemia akut.
(g) Prilaku
Melakukan hubungan intim diusia dini dan atau sering ganti pasangan bukan pada pasangan yang syah alias berzina, merokok, makan makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. Stres berat ( baik stress fisik, psykologis, biologis ) dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan tubuh. Keadaan tegang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
Makanan/minuman Pemicu Kanker : (g) Prilaku
Melakukan hubungan intim diusia dini dan atau sering ganti pasangan bukan pada pasangan yang syah alias berzina, merokok, makan makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol. Stres berat ( baik stress fisik, psykologis, biologis ) dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan tubuh. Keadaan tegang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
1. Gula.
Dengan mengurangi gula, berarti kita mengurangi suplai makanan penting bagi sel kanker. Kita dapat mengganti gula dengan pengganti yang bersifat alami, yakni madu atau tetes tebu, tetapi dalam jumlah yang amat sedikit.
2. Susu
Susu dapat
membuat tubuh memproduksi mucus, terutama pada organ bagian dalam, dan kanker diumpan oleh mucus. Maka sebaiknya
kita mengurangi susu, serta menggantikannya dengan susu kedelai tawar, sehingga sel
kanker akan kelaparan.
3. Lingkungan Asam.
Daging mengandung
antibiotik ternak yang menumbuhkan hormon dan parasit yang berbahaya, pada daging juga terjadi penimbunan lemak termasuk salah satunya keberadaan kolesterol, Kolesterol juga bertindak sebagai lemak
hewani yang tidak larut oleh air, yang merupakan komponen terbesar dalam darah.
Diet anti
daging yang bersifat asam ialah mengonsumsi ikan dan ayam ketimbang daging sapi
atau babi.
Kolesterol dibawa lipoprotein
menuju bagian tubuh yang memerlukannya, yang merupakan sumber energi yang memberikan kalori paling
tinggi dan sangat dibutuhkan tubuh, terutama untuk membentuk dinding-dinding
sel dalam tubuh. Selain itu, kolesterol
juga berguna untuk pembentukan asam empedu, hormon-hormon steroid, &
vitamin D.
Tapi melebihi batas kebutuhan atau tertimbun dalam
dinding pembuluh darah, maka bisa menyebabkan suatu kondisi yang disebut
aterosklerosis, yakni penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kadar
kolesterol yang tinggi dapat menyumbat aliran darah.
Jika
penyumbatan terjadi di jantung, maka menyebabkan terjadinya serangan jantung. Apabila penyumbatan terjadi di otak, maka
mengakibatkan serangan otak alias stroke. Biasanya, kondisi seperti ini ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah yang tinggi atau darah tinggi. Semuanya itu menjadi pangkal penyakit kanker,
4. Minuman Ber-Kafein Tinggi
5. Goreng-gorengan
Pada tahun 2002, Eden Tareke, seorang peneliti dari Universitas Stockholm, Swedia, mengumumkan hasil risetnya mengenai kandungan akrilamida dan karsinogen yang terbentuk pada makanan yang dipanas
kan. Hasil riset menunjukkan bahwa makanan yang mengandung banyak karbohidrat, seperti kentang, singkong, ubi, pisang, nasi, dan sejenisnya, jika digoreng akan terurai dan bereaksi dengan asam amino, sehingga menghasilkan senyawa karsinogenik sebagai pemicu kanker. Demikian hal nya dengan makanan yang dipanggang.
Minyak goreng yang berubah menjadi minyak trans ditandai dengan keluarnya asap dari penggorengan, berubahnya warna menjadi lebih gelap, baunya tengik, cairannya lebih kental, serta menyebabkan gatal/iritasi tenggorokan. Namun, minyak trans juga ada yang alami tanpa melalui proses penggorengan, yakni pada lemak hewan memamah biak.
Minyak goreng bekas pakai {jelantah) yang dipakai berulang kali lebih cepat rusak dibandingkan minyak baru. Minyak itu pun lebih mudah berasap dan lebih cepat menghitam, walaupun suhunya belum terlalu panas.
Kita
boleh mengkonsumsi gorengan, asalkan tidak berlebihan. Sebab, minyak juga dibutuhkan
dalam metabolisme tubuh dengan ukuran tidak lebih dari 5-10 ml/hari (1-2 sendok
makan/hari). Yang aman adalah kita menggoreng sendiri dengan mengatur agar suhu minyak tidak terlalu panas
yaitu dengan api sedang
yang bersuhu sekitar 180—220 °C. Semakin rendah
suhunya, semakin sedikit akrilamida yang terbentuk dan menggunakan sedikit
minyak supaya tidak terlalu banyak mengandung akrilamida dan senyawa karsinogenik
lain yang terserap dalam
makanan, mengangkat hasil gorengan saat matangnya berukuran sedang atau sebelum terlalu cokelat, apalagi gosong. Sebaiknya, sebelum makan, sisa-sisa minyak yang menempel pada makanan diserap menggunakan kertas tisu. Bagi para pejuang kanker, pilihlah jenis minyak goreng yang berkualitas dan menggoreng masakan sendiri di rumah. Sebab, ada banyak jenis minyak goreng yang sering digembar-gemborkan aman bagi kesehatan, tetapi ternyata memiliki potensi bahaya.
makanan, mengangkat hasil gorengan saat matangnya berukuran sedang atau sebelum terlalu cokelat, apalagi gosong. Sebaiknya, sebelum makan, sisa-sisa minyak yang menempel pada makanan diserap menggunakan kertas tisu. Bagi para pejuang kanker, pilihlah jenis minyak goreng yang berkualitas dan menggoreng masakan sendiri di rumah. Sebab, ada banyak jenis minyak goreng yang sering digembar-gemborkan aman bagi kesehatan, tetapi ternyata memiliki potensi bahaya.
* Sumber :
www.dharmais.co.id
yayasankankerindonesia.org
dll
www.dharmais.co.id
yayasankankerindonesia.org